Menu

Mode Gelap
Stabilitas Sistem Keuangan Kuartal I 2025 Masih Terjaga, Pemerintah Waspadai Risiko Global Tarif Listrik April–Juni 2025 Tidak Naik, Berlaku untuk 13 Golongan Non Subsidi Rupiah Menguat, BI Lanjutkan Intervensi Stabilkan Pasar Pemerintahan Trump Umumkan Perombakan Besar di Kementerian Luar Negeri AS Serangan Bersenjata di Kashmir Tewaskan 26 Orang, Turis Diduga Jadi Sasaran

Ekonomi · 31 Oct 2024 11:39 WIB ·

Danantara: Badan Investasi Baru Prabowo yang Disorot Media Asing, Mirip Temasek Singapura


 Danantara: Badan Investasi Baru Prabowo yang Disorot Media Asing, Mirip Temasek Singapura Perbesar

Suaraindo.com – Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini membentuk Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), yang disebut-sebut mirip dengan badan investasi Temasek Holdings milik Singapura. Pembentukan Danantara menarik perhatian media asing, termasuk Channel News Asia (CNA), yang menyebut badan tersebut mencerminkan komitmen Indonesia untuk mengelola investasi nasional secara lebih terintegrasi. “Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) disebut-sebut mencerminkan komitmen Bapak Prabowo untuk menciptakan pengelolaan investasi nasional yang lebih terintegrasi di Indonesia,” tulis CNA, mengutip Kepala BP Investasi Danantara, Muliaman Darmansyah Hadad.

Muliaman Hadad, mantan kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK), ditunjuk untuk memimpin Danantara dan mempersiapkan peluncuran resminya pada 8 November 2024. Muliaman menyatakan, Danantara memiliki tujuan ambisius untuk menyaingi negara-negara maju dalam menarik investasi asing dan memperkuat ekonomi Indonesia. “Tugas kami memastikan semua persiapan berjalan dengan baik, agar peluncuran resmi oleh Presiden Prabowo berjalan lancar,” ujar Muliaman.

Danantara dirancang untuk mengelola aset pemerintah secara bertahap, dimulai dengan pembentukan lembaga penanaman modal serta revisi Undang-Undang Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Menurut Muliaman, reformasi ini diperlukan untuk mendukung perubahan struktur pengelolaan investasi negara. Danantara diharapkan menjadi badan pengelola investasi yang berdaya saing global, dengan pendekatan mirip Temasek Holdings, yang telah lama menjadi inspirasi untuk investasi terintegrasi di kawasan.

Di bawah restrukturisasi ini, Kementerian Investasi dan Hilirisasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) nantinya akan fokus pada manajemen investasi yang lebih terpadu dan efektif. Sementara itu, Kementerian BUMN akan tetap bertugas dalam pengembangan kebijakan pemerintah dan pengawasan BUMN berorientasi profit. “Badan ini akan berfokus pada pengelolaan investasi, mencerminkan komitmen Prabowo untuk menciptakan pengelolaan investasi nasional yang lebih terpadu dan terarah,” tambah Muliaman.

Danantara sendiri akan memiliki struktur yang menyerupai Otoritas Investasi Indonesia (INA), namun dengan skala dana yang lebih besar dan kemungkinan potensi untuk bergabung dalam jangka panjang. INA, sebagai sovereign wealth fund Indonesia, telah beroperasi sejak 2020 untuk mendukung investasi strategis dalam negeri, tetapi Danantara akan bertujuan memperluas jangkauan dan daya tarik investasi internasional.

Pada peluncuran resmi nanti, Prabowo akan langsung memimpin upacara peresmian sebagai bagian dari agenda nasional untuk memperkuat daya tarik investasi dan daya saing Indonesia.

Artikel ini telah dibaca 30 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Stabilitas Sistem Keuangan Kuartal I 2025 Masih Terjaga, Pemerintah Waspadai Risiko Global

24 April 2025 - 12:36 WIB

Tarif Listrik April–Juni 2025 Tidak Naik, Berlaku untuk 13 Golongan Non Subsidi

24 April 2025 - 12:34 WIB

Rupiah Menguat, BI Lanjutkan Intervensi Stabilkan Pasar

24 April 2025 - 12:30 WIB

Ribuan CPNS 2024 Mengundurkan Diri, Penempatan Jauh Jadi Alasan Utama

23 April 2025 - 12:33 WIB

China Kirim Peringatan Keras Terkait Negosiasi Tarif Trump: Jangan Korbankan Kepentingan Beijing

22 April 2025 - 10:20 WIB

Amerika Serikat Soroti Larangan Ekspor Mineral Indonesia: Dinilai Tak Sejalan dengan Aturan WTO

22 April 2025 - 10:18 WIB

Trending di Ekonomi