Suaraindo.com – Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, mengungkapkan bahwa kebijakan pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin yang diumumkan Rabu lalu, berdampak terbatas pada pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) antara Wakil Presiden Kamala Harris dan Donald Trump. Powell menjelaskan bahwa pengaruh keputusan tersebut terhadap ekonomi akan terasa secara bertahap.
“Hal-hal yang kita lakukan benar-benar memengaruhi kondisi ekonomi sebagian besar dengan jeda,” ujar Powell dalam konferensi persnya, seperti dikutip dari CNBC International, Kamis (19/8/2024).
Powell menekankan bahwa keputusan pemotongan suku bunga ini diambil berdasarkan kepentingan konsumen dan bukan atas pertimbangan politik. “Ini adalah pemilihan presiden keempat saya di Fed, dan selalu sama. Kami selalu menghadiri pertemuan ini secara khusus dan menanyakan apa hal yang benar untuk dilakukan bagi orang-orang yang kami layani,” tambahnya.z
Meskipun The Fed berusaha memisahkan kebijakannya dari politik, keputusan pemotongan suku bunga segera menjadi bahan perdebatan politik. Presiden Joe Biden menyambut keputusan tersebut sebagai bukti bahwa agenda ekonominya berhasil. “Kami baru saja mencapai momen penting: Inflasi dan suku bunga turun sementara ekonomi tetap kuat,” tulis Biden di media sosial.
Di sisi lain, tim kampanye Kamala Harris memandang pemotongan suku bunga ini sebagai peluang untuk memperkuat platform ekonomi Demokrat. “Meskipun pengumuman ini merupakan berita baik bagi warga Amerika yang telah menanggung beban harga tinggi, fokus saya adalah pada pekerjaan ke depan untuk terus menurunkan harga,” tulis Harris.
Sementara itu, Donald Trump mengkritik pemotongan suku bunga sebagai tanda kelemahan ekonomi di bawah pemerintahan Biden-Harris, dan menyatakan bahwa keputusan The Fed mungkin bermotif politik. “Saya kira pemangkasan sebesar itu menunjukkan bahwa ekonomi sedang sangat buruk, dengan asumsi mereka tidak hanya berpolitik,” ujar Trump saat kunjungan di New York.
Trump dan Harris terus berusaha menampilkan diri sebagai kandidat terbaik untuk memperbaiki kesehatan ekonomi AS, dengan pemilih yang masih fokus pada isu biaya hidup tinggi sebagai prioritas utama dalam pemilu mendatang. Setelah pandemi, inflasi melonjak ke level tertinggi dalam 40 tahun, yang memaksa The Fed untuk menaikkan suku bunga sejak Maret 2022 dalam upaya mendinginkan ekonomi. Masalah ekonomi ini kini menjadi pusat perdebatan dalam kampanye Partai Demokrat dan Republik.