Menu

Mode Gelap
Indonesia Dihujani Mobil Listrik dan Hybrid, Bagaimana Nasib Kendaraan Bensin? Kemendikdasmen Tekankan Pentingnya Literasi dan Numerasi demi Masa Depan Bangsa Istana Tegaskan Pentingnya Keahlian TNI dalam Pengisian 16 Jabatan Sipil Pemerintah Perkuat Food Estate untuk Ketahanan Pangan Nasional Komitmen Pemerintah dalam Revisi UU TNI untuk Stabilitas dan Kemajuan Bangsa

Internasional · 12 Oct 2024 17:18 WIB ·

CyberCab Tesla: Harapan dan Tantangan di Tengah Revolusi Kendaraan Otonom


 CyberCab Tesla: Harapan dan Tantangan di Tengah Revolusi Kendaraan Otonom Perbesar

Suaraindo.com – Pada Kamis (10/10/2024), Elon Musk kembali membuat gebrakan di dunia otomotif dengan meluncurkan CyberCab, sebuah kendaraan otonom tanpa roda kemudi atau pedal, di acara “We, Robot” di Los Angeles. Dengan harga yang diperkirakan di bawah USD 30.000 atau sekitar Rp 467 juta, CyberCab dijanjikan akan mulai diproduksi sebelum 2027.

CyberCab ini diharapkan menjadi tonggak penting bagi Tesla, yang berupaya beralih dari produsen mobil tradisional ke perusahaan teknologi otonom. Namun, peluncuran ini tidak lepas dari kritik. John Krafcik, mantan CEO Waymo, pesaing utama Tesla dalam teknologi kendaraan otonom, mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap acara tersebut. Ia menilai Tesla tidak serius dalam mengembangkan bisnis robotaxi yang aman dan aksesibel, dengan menyebut bahwa desain CyberCab yang rendah akan menyulitkan akses bagi penumpang lanjut usia dan difabel.

Meskipun demikian, Musk tetap optimis. Ia juga memperkenalkan beberapa produk lain, seperti Robovan, kendaraan otonom yang mampu mengangkut hingga 20 penumpang, dan robot humanoid Optimus, yang diharapkan akan dijual seharga USD 20.000 hingga USD 30.000. Namun, kurangnya rincian teknis mengenai roadmap Tesla ke depan membuat beberapa analis di Wall Street kecewa, yang menyebabkan saham Tesla turun hampir 9% sehari setelah acara.

Analis dari Morgan Stanley dan Wedbush Securities mengkritik kurangnya detail yang diberikan Musk tentang masa depan kendaraan otonom Tesla. Mereka juga menyebut bahwa saham Tesla akan terus mendapat tekanan hingga ada kepastian lebih lanjut terkait rencana komersialisasi robotaxi dan teknologi otonom lainnya.

Namun, bagi penggemar Tesla, CyberCab tetap memukau dengan desain futuristiknya yang tanpa logo Tesla di bagian luar. Fitur unik lainnya adalah pengisian daya induktif, di mana mobil ini tidak memiliki port pengisian konvensional, tetapi mengisi daya menggunakan teknologi nirkabel.

Di tengah pujian dan kritik, pertanyaan besar tetap menggantung: mampukah Tesla menghadirkan kendaraan otonom sepenuhnya yang aman dan terjangkau di tengah persaingan ketat dari perusahaan lain seperti Waymo dan pemain besar dari China? Sementara perusahaan seperti Baidu dengan layanan Apollo Go telah jauh lebih dahulu beroperasi di pasar robotaxi di berbagai kota di China, Tesla harus bergerak cepat untuk tidak tertinggal dalam revolusi transportasi otonom global.

Meskipun perjalanan menuju kendaraan otonom yang sepenuhnya aman masih panjang, Musk tetap percaya diri bahwa Tesla akan menjadi pelopor di industri ini. Hanya waktu yang akan membuktikan apakah visi besar Tesla dapat terwujud di tengah tantangan regulasi dan persaingan global.

Artikel ini telah dibaca 22 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Indonesia Dihujani Mobil Listrik dan Hybrid, Bagaimana Nasib Kendaraan Bensin?

19 March 2025 - 09:53 WIB

Trump Batasi WNA Masuk ke Wilayahnya

16 March 2025 - 23:21 WIB

Kembangkan Energi Geothermal, Pertamina Dukung Upaya Swasembada Energi

15 March 2025 - 14:55 WIB

Usulan Tuntutan Rusia ke AS untuk Akhiri Memerangi Ukraina

14 March 2025 - 09:25 WIB

Pemerintah Rancang Pembangunan Kilang Minyak Terbesar di Indonesia, Target Produksi 1 Juta Barel per Hari

13 March 2025 - 12:23 WIB

OJK Apresiasi Peringkat Stabil Fitch untuk Indonesia, Tegaskan Komitmen Jaga Stabilitas Sektor Keuangan

13 March 2025 - 12:20 WIB

Trending di Ekonomi