Menu

Mode Gelap
DPR Sahkan Revisi UU TNI: Perkuat Ketahanan Nasional dan Tegaskan Supremasi Sipil Komitmen Nyata Menuju Swasembada Pangan: Panen Raya Serentak Dukung Optimasi Lahan di Merauke Visi Swasembada Pangan Prabowo: Membangun Agrinas hingga Memusatkan Penyuluh Pertanian Poin-poin Penting RUU TNI yang Telah Disahkan di DPR RI Rupiah Menguat Tipis ke Rp16.522 pada Pagi Hari Ini

Internasional · 21 Oct 2024 13:51 WIB ·

COP16 di Cali: Peluang Terakhir Menyelamatkan Keanekaragaman Hayati Dunia dalam Bayang-bayang Krisis Global


 COP16 di Cali: Peluang Terakhir Menyelamatkan Keanekaragaman Hayati Dunia dalam Bayang-bayang Krisis Global Perbesar

Suaraindo.com – Konferensi Keanekaragaman Hayati PBB ke-16 (COP16) resmi dimulai pada 21 Oktober 2024 di Cali, Kolombia, dengan menghadirkan urgensi bagi komunitas global untuk mengambil tindakan nyata dalam melindungi keanekaragaman hayati yang terancam punah. Pertemuan yang berlangsung hingga 1 November ini dihadiri sekitar 12.000 delegasi dari hampir 200 negara, organisasi masyarakat sipil, serta lembaga keuangan, yang berkumpul untuk merumuskan solusi terhadap krisis ekologi yang semakin parah.

COP16 merupakan forum di bawah naungan Konvensi PBB tentang Keanekaragaman Hayati (CBD), bertujuan membahas langkah-langkah konkret untuk melestarikan alam dan menghentikan kerusakan ekosistem. Pertemuan kali ini menjadi tindak lanjut dari Kesepakatan Kunming-Montreal 2022, yang menetapkan target ambisius “menghentikan dan membalikkan” hilangnya keanekaragaman hayati pada tahun 2030, termasuk melindungi 30 persen daratan dan lautan dunia.

Dalam sambutan video yang ditayangkan di depan peserta, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menekankan pentingnya mobilisasi dana yang besar melalui Dana Kerangka Keanekaragaman Hayati Global (GBFF). Hingga kini, dana yang terkumpul hanya mencapai USD 250 juta, jauh di bawah target sebesar USD 200 miliar per tahun yang diperlukan untuk mendukung konservasi global. “Kita harus keluar dari COP16 dengan komitmen pendanaan yang signifikan,” ujar Guterres, seraya menyoroti bahwa kegagalan memenuhi target ini dapat mempercepat laju kepunahan spesies dan mengganggu stabilitas kehidupan manusia.

Konferensi ini juga berlangsung di tengah ancaman dari kelompok gerilyawan Kolombia, EMC, yang mendesak para delegasi asing untuk tidak hadir, meskipun pemerintah telah memperketat keamanan dengan melibatkan ribuan personel militer dan kepolisian. Presiden Kolombia Gustavo Petro memastikan kesiapan pemerintah untuk menjaga keamanan kota Cali selama pertemuan berlangsung.

Berbagai isu krusial menjadi fokus pembahasan di COP16, mulai dari pendanaan konservasi, pengelolaan kawasan lindung, hingga pengakuan hak masyarakat adat dan pembagian manfaat dari sumber daya genetik. Selain itu, penggunaan indikator pengetahuan tradisional dan rencana aksi gender juga diangkat untuk memastikan keberhasilan target yang ditetapkan. Para peserta dihadapkan pada tantangan besar dengan waktu yang semakin terbatas, dan pertemuan ini dipandang sebagai momen penting bagi dunia untuk menyepakati langkah-langkah konkret dalam melindungi keanekaragaman hayati dan menjaga masa depan planet ini.

Dengan krisis ekologi yang semakin nyata dan lebih dari satu juta spesies terancam punah, COP16 menjadi penentu arah bagi upaya global dalam menyelamatkan keanekaragaman hayati dan memastikan bumi tetap mampu menopang kehidupan manusia.

Artikel ini telah dibaca 11 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Trump Batasi WNA Masuk ke Wilayahnya

16 March 2025 - 23:21 WIB

Usulan Tuntutan Rusia ke AS untuk Akhiri Memerangi Ukraina

14 March 2025 - 09:25 WIB

Sekjen Partai Komunis Vietnam Bertemu Presiden Prabowo: Perkuat Kemitraan Strategis

9 March 2025 - 12:48 WIB

Perang Dagang AS Memanas, Negara-negara Bersiap Hadapi Dampaknya

8 March 2025 - 12:39 WIB

Zelenskyy Menyesali Pertengkaran dengan Donald Trump

6 March 2025 - 09:16 WIB

Trump Naikkan Tarif Impor dari Kanada, Meksiko, dan China, Perdagangan Global Memanas

4 March 2025 - 13:13 WIB

Trending di Ekonomi