Menu

Mode Gelap
Jokowi Bungkam soal Pemblokiran Anggaran IKN, Minta Ditanyakan ke Pemerintah Prabowo Menteri ATR/BPN Nusron Wahid Sebut Kelalaian Pegawai Diduga Sebabkan Kebakaran di Kantornya BPJS Kesehatan Terapkan Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) Mulai Juli 2025, Apa yang Berubah? Setelah Makan Berginzi Gratis, Terbitlah Cek Kesehatan Gratis Pemerintah Pastikan Gaji ke-13 dan 14 ASN Tidak Terdampak Efisiensi

Internasional · 28 Sep 2024 10:03 WIB ·

China Luncurkan Stimulus Ekonomi untuk Stabilkan Pertumbuhan


 China Luncurkan Stimulus Ekonomi untuk Stabilkan Pertumbuhan Perbesar

Suaraindo.com – China meluncurkan serangkaian stimulus ekonomi pada Jumat (27/9/2024) di tengah kondisi ekonomi yang sedang kurang optimal. Mengutip AFP, Bank Sentral China memutuskan untuk memangkas rasio persyaratan cadangan yang menentukan jumlah cadangan yang harus disimpan oleh pemberi pinjaman. Kepala Bank Sentral China, Pan Gongsheng, menyatakan bahwa langkah ini akan menyuntikkan sekitar satu triliun yuan (Rp 2.140 triliun) dalam likuiditas jangka panjang.

Selain memangkas rasio cadangan, Bank Rakyat China juga menurunkan suku bunga reverse repo tujuh hari dari 1,7% menjadi 1,5%. Langkah ini diambil sehari setelah Presiden Xi Jinping dan pejabat tinggi lainnya mengakui adanya “masalah baru” dalam perekonomian China dan menguraikan rencana untuk memulihkan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.

Partai Komunis China mengadakan pertemuan Politbiro pada Kamis untuk menganalisis situasi ekonomi terkini. “Beberapa situasi dan masalah baru telah muncul dalam jalannya ekonomi saat ini,” lapor kantor berita Xinhua. Mereka menekankan pentingnya melihat situasi ekonomi secara komprehensif, menghadapi kesulitan secara langsung, dan memperkuat kepercayaan diri.

Di tingkat masyarakat, dampak ekonomi yang lamban terlihat jelas. Chang Guiyong, seorang pemilik bisnis di Shanghai, mengungkapkan bahwa kondisi berbisnis tahun ini lebih sulit dibandingkan masa pandemi. “Orang-orang tidak lagi ingin makan di luar, bahkan pekerja kantoran membawa kotak makan siang sendiri,” katanya.

Tindakan stimulus ini disambut positif oleh pasar, dengan saham di Shanghai dan Hong Kong naik sekitar 10 persen minggu ini. Analis di Nomura mencatat bahwa “Beijing tampaknya bertekad untuk meluncurkan stimulus bazookanya secara berurutan.” Mereka juga memprediksi langkah-langkah tambahan akan diumumkan oleh kementerian dan pemerintah daerah dalam beberapa minggu mendatang.

Namun, para analis juga memperingatkan bahwa stimulus ini mungkin tidak cukup untuk mencapai target pertumbuhan China. ANZ memproyeksikan PDB China tahun ini hanya mencapai 4,9 persen, dengan dukungan tambahan yang diharapkan akan diumumkan dalam beberapa bulan ke depan. “Namun, paket ini masih terlalu kecil dan terlambat untuk mengatasi masalah properti yang sedang berlangsung,” tulis ANZ dalam catatannya.

Artikel ini telah dibaca 32 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Sekitar 40.000 PNS di AS “Resign” Massal Sesuai Perintah Trump, Termasuk CIA

7 February 2025 - 15:03 WIB

Ukraina Serang Kilang Minyak Rusia dengan Drone, Operasi Bandara Sempat Terganggu

3 February 2025 - 13:37 WIB

Harga Minyak Naik 2 Persen Terpicu Kebijakan Tarif Impor Trump

3 February 2025 - 11:45 WIB

IHSG Cenderung Fluktuatif Pasca Libur Panjang, Saham INDF dan ANTM jadi Rekomendasi

30 January 2025 - 09:52 WIB

Turunnya Omset Franchise Global di Indonesia

30 January 2025 - 09:48 WIB

Trump: DeepSeek AI Jadi Peringatan bagi AS, Nvidia dan Wall Street Kembali Bangkit

29 January 2025 - 15:19 WIB

Trending di Ekonomi