Menu

Mode Gelap
DPR Sahkan Revisi UU TNI: Perkuat Ketahanan Nasional dan Tegaskan Supremasi Sipil Komitmen Nyata Menuju Swasembada Pangan: Panen Raya Serentak Dukung Optimasi Lahan di Merauke Visi Swasembada Pangan Prabowo: Membangun Agrinas hingga Memusatkan Penyuluh Pertanian Poin-poin Penting RUU TNI yang Telah Disahkan di DPR RI Rupiah Menguat Tipis ke Rp16.522 pada Pagi Hari Ini

Internasional · 4 Jun 2024 20:14 WIB ·

China dan Ukraina Memanas, Ini Sebabnya


 China dan Ukraina Memanas, Ini Sebabnya Perbesar

Suaraindo.com – Hubungan antara China dan Ukraina mengalami ketegangan terkait dengan klaim dari Kyiv bahwa Beijing mencoba mempengaruhi negara-negara lain agar tidak menghadiri pertemuan puncak perdamaian Ukraina yang akan datang. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, membantah tudingan tersebut dalam sebuah pernyataan pada Senin (3/6/2024), dengan mengatakan, “hegemonisme dan politik kekuasaan bukanlah gaya diplomatik China.”

“Tidak ada yang namanya China menekan negara-negara lain,” ucap Mao, menurut CNBC International. Ia juga menegaskan bahwa posisi China dalam perundingan tersebut adalah “terbuka dan transparan” serta “adil dan jujur.”

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, telah mengungkapkan kekhawatirannya bahwa Rusia memanfaatkan pengaruh China di Asia untuk menggagalkan pertemuan perdamaian yang direncanakan pada Juni. Pertemuan ini, yang akan berlangsung di Swiss pada tanggal 15-16 Juni, bertujuan membahas konflik berkepanjangan antara Rusia dan Ukraina yang telah berlangsung sejak Februari 2022.

Zelensky menyatakan bahwa agenda pertemuan akan mencakup rencana perdamaian Ukraina, keamanan nuklir, keamanan pangan, serta masalah pemulangan anak-anak Ukraina yang diculik oleh Rusia. Ia menambahkan bahwa lebih dari seratus negara dan organisasi internasional dijadwalkan untuk hadir, meskipun Rusia belum diundang.

China, yang telah sering menyerukan gencatan senjata dan dialog tentang konflik ini, menyatakan bahwa mereka akan membantu memfasilitasi perundingan damai. Namun, Mao menyatakan bahwa China kemungkinan tidak akan hadir dalam pertemuan di Swiss karena pertemuan tersebut tidak memenuhi tiga syarat yang mereka anggap penting: pengakuan dari kedua belah pihak Rusia dan Ukraina, partisipasi yang setara dari semua pihak yang terlibat, serta negosiasi yang adil mengenai semua rencana perdamaian.

“Pertemuan itu tampaknya belum memenuhi ketiga elemen ini dan itulah sebabnya China tidak dapat mengambil bagian dalam pertemuan itu,” tegas Mao.

Dinamika ini terjadi di tengah persepsi yang berkembang bahwa China merupakan sekutu strategis Moskow, dengan kedua negara sering menyatakan persahabatan mereka yang “tanpa batas” sejak konflik berawal di 2022, sebagai upaya bersama melawan dominasi global Amerika Serikat. Presiden China, Xi Jinping, dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, baru-baru ini bertemu untuk membahas peningkatan hubungan bilateral di tengah tekanan dan sanksi dari Barat.

Artikel ini telah dibaca 28 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Trump Batasi WNA Masuk ke Wilayahnya

16 March 2025 - 23:21 WIB

Usulan Tuntutan Rusia ke AS untuk Akhiri Memerangi Ukraina

14 March 2025 - 09:25 WIB

Sekjen Partai Komunis Vietnam Bertemu Presiden Prabowo: Perkuat Kemitraan Strategis

9 March 2025 - 12:48 WIB

Perang Dagang AS Memanas, Negara-negara Bersiap Hadapi Dampaknya

8 March 2025 - 12:39 WIB

Zelenskyy Menyesali Pertengkaran dengan Donald Trump

6 March 2025 - 09:16 WIB

Trump Naikkan Tarif Impor dari Kanada, Meksiko, dan China, Perdagangan Global Memanas

4 March 2025 - 13:13 WIB

Trending di Ekonomi