Suaraindo.com — Badan Gizi Nasional (BGN) memastikan investigasi menyeluruh atas kasus keracunan makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dialami ratusan pelajar di Bandung dan Tasikmalaya, Jawa Barat.
Kepala BGN Dadan Hindayana menegaskan, lembaganya sudah mengerahkan tim gabungan untuk menelusuri seluruh rantai pasok, mulai dari pemilihan bahan, proses pengolahan, hingga distribusi MBG.
“Kami berkomitmen mengungkap penyebab keracunan dan melakukan evaluasi menyeluruh agar insiden serupa tidak terulang,” kata Dadan dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu (3/5)
BGN menggandeng satuan pendidikan, ahli gizi, penyedia bahan pangan, dan lembaga pengawasan mutu demi memastikan setiap tahap MBG memenuhi standar keamanan pangan. “Prosedur operasional telah dijalankan, tetapi investigasi mendalam tetap diperlukan untuk menemukan titik kritisnya,” ujar Dadan.
Tim ahli gizi SPPG memeriksa sampel makanan sebelum dikirim. Hasil awal menunjukkan kondisi lauk, termasuk tahu, ayam, beras, sayur, dan kentang, dinyatakan layak konsumsi.
Michael Julius Tobing, Kepala SPPG Yayasan Abu Bakar Ash-Shiddiq Tasikmalaya, menegaskan seluruh bahan telah “melalui pengecekan kualitas secara menyeluruh sebelum dimasak”.
BGN memastikan seluruh siswa terdampak sudah mendapatkan perawatan medis di fasilitas kesehatan setempat.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung mencatat 342 siswa SMPN 35 Bandung mengalami gejala keracunan setelah menyantap MBG pada Selasa (29/4). Sementara itu, Dinkes Kabupaten Tasikmalaya melaporkan 25 pelajar SD dan SMP dengan gejala serupa.
BGN menargetkan hasil investigasi akhir rampung secepatnya dan akan diumumkan kepada publik begitu selesai diverifikasi.