Menu

Mode Gelap
Pagar Laut dan Reklamasi: Konflik Ekosistem vs Kepentingan Modal Ekstradisi Paulus Tannos: Harapan Baru dalam Perjuangan Melawan Korupsi 352 Sekolah Tutup, Bangkok di Peringkat Kota Tercemar Dunia Gekrafs Papua Pegunungan Rayakan HUT ke-6 dengan Dukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Amnesti Papua: Harapan Baru atau Sekadar Langkah Simbolis?

Ekonomi · 5 Mar 2024 13:23 WIB ·

Bank Indonesia Pastikan Dukung Pertumbuhan dan Stabilitas Ekonomi


 Bank Indonesia Pastikan Dukung Pertumbuhan dan Stabilitas Ekonomi Perbesar

Jakarta,Suaraindo.com – Bank Indonesia memastikan akan terus menggunakan bauran kebijakan yang mendukung pertumbuhan dan stabilitas perekonomian dalam negeri. Hal itu sebagai respons atas situasi perekonomian dunia yang urung menentu.

“Jangan membatasi kebijakan BI hanya untuk moneter semata.

Kami menggabungkan kebijakan tadi dengan kebijakan makroprudensial, sistem pembayaran, perkembangan pasar uang, inklusi ekonomi, dan ekonomi hijau,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Mandiri Investment Forum 2024.

Kebijakan moneter bank sentral, lanjutnya akan tetap mendukung stabilitas.

Itu salah satunya dilakukan dengan pengendalian inflasi inti.

Karenanya, BI akan tetap mempertahankan tingkat bunga acuan atau BI Rate di angka 6% dalam beberapa waktu ke depan.

Namun Perry tak menampik bahwa BI juga melihat peluang adanya ruang bagi bank sentral untuk menurunkan BI Rate pada paruh kedua tahun ini.

Itu dapat dilakukan selama tingkat inflasi masih berada dalam rentang kendali BI.Upaya lain juga dilakukan melalui upaya stabilisasi nilai tukar rupiah.

BI meyakini mata uang Garuda bakal mengalami apresiasi di semester II nanti seiring dengan ekspektasi melemahnya dolar Amerika Serikat di waktu yang sama.

“Kami akan memastikan penguatan itu, akan memperkuat pengendalian inflasi dan mendukung tingkat pertumbuhan ekonomi. Di dalam kebijakan moneter kami, meski suku bunga masih 6%, dan mencoba lihat upaya penyesuaian, kami terus mengupayakan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah,” terang Perry.

Di lain sisi, BI juga akan menggunakan kebijakan makroprudensial untuk mendukung pertumbuhan intermediasi keuangan. Bank sentral, kata Perry, memastikan insentif likuiditas kepada perbankan tetap dilanjutkan.

Itu akan diberikan selama perbankan bersedia menyalurkan pinjaman ke sektor-sektor produktif yang memberi dampak pada perekonomian.”Dari Rp268 triliun, yang digunakan baru Rp150 triliun saja, jadi masih ada yang tersedia bagi perbankan untuk memperluas pinjaman, semakin besar pinjaman maka semakin besar insentifnya,” pungkas Perry.

Artikel ini telah dibaca 250 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Pagar Laut di Sidoarjo dengan HGB 656 Hektare, KKP Siap Tindak Lanjut

23 January 2025 - 16:06 WIB

Ketua Komisi V DPR Soroti Masalah Truk ODOL dan Harga Tiket Pesawat: Siapa Bertanggung Jawab?

23 January 2025 - 16:04 WIB

Efisiensi Anggaran: Prabowo Pangkas Rp 306,69 Triliun melalui Inpres No. 1 Tahun 2025

23 January 2025 - 16:02 WIB

Golkar Dukung Omnibus Law Setelah PT 20% Dihapus: Upaya Efisiensi dan Harmonisasi Aturan

14 January 2025 - 10:18 WIB

HET Beras Medium dan Premium 2025 Ditetapkan Sama seperti 2024

13 January 2025 - 16:15 WIB

Hasil Pertemuan Prabowo dan PM Jepang, Bantu MBG Hingga Beri Pinjaman

12 January 2025 - 15:18 WIB

Trending di Ekonomi