Suaraindo.com – Florida, Amerika Serikat, tengah menghadapi ancaman besar dari Badai Milton yang baru-baru ini mencapai kekuatan kategori 4, setelah sebelumnya sempat mencapai kategori 5—tingkat tertinggi dalam skala Saffir-Simpson. Badai ini telah menyita perhatian global, terutama setelah astronot NASA Matthew Dominik berhasil mengabadikan gambar badai tersebut dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), menunjukkan pusaran besar badai yang menutupi sebagian besar wilayah Florida.
Gambar tersebut diambil melalui jendela pesawat SpaceX Dragon yang saat ini berlabuh di ISS, memperlihatkan pemandangan mengerikan dari kurva Bumi dengan Milton yang mengamuk di Teluk Meksiko. Dalam video yang dibagikan NASA, kamera eksternal ISS menunjukkan badai pada puncaknya dengan kecepatan angin mencapai 145 mil per jam, yang terus menguat saat menuju pantai barat Florida.
Para ahli iklim menghubungkan intensitas badai ini dengan dampak perubahan iklim. Seperti halnya Badai Helena sebelumnya, badai Milton terbentuk dan meningkat kekuatannya saat melewati lautan yang jauh lebih hangat dari biasanya. Suhu permukaan laut yang tinggi di Teluk Meksiko menjadi bahan bakar bagi badai, mempercepat pertumbuhannya dari badai tropis menjadi badai kategori 5 hanya dalam waktu satu hari.
Noah Bergren, seorang ahli meteorologi di Florida, menggambarkan badai ini sebagai salah satu yang paling dahsyat dalam sejarah. “Ini sungguh luar biasa. Badai ini mendekati batas matematis dari apa yang dapat dihasilkan atmosfer Bumi di atas air laut,” ujarnya.
Seiring dengan datangnya badai, lebih dari satu juta penduduk di wilayah Tampa telah diinstruksikan untuk mengungsi. Ancaman utama dari Milton termasuk badai besar, banjir ekstrem, kerusakan infrastruktur, dan pemadaman listrik yang meluas. Meski badai telah sedikit mereda menjadi kategori 4, potensi kehancuran yang diakibatkan masih sangat serius.
Layanan Cuaca Nasional juga telah memperingatkan melalui media sosial bahwa Milton akan tetap menjadi ancaman besar saat mencapai daratan Florida pada Rabu malam, dengan potensi dampak besar bagi jutaan penduduk di wilayah tersebut.