Menu

Mode Gelap
Golkar Dukung Omnibus Law Setelah PT 20% Dihapus: Upaya Efisiensi dan Harmonisasi Aturan Indonesia Darurat Filisida: KPAI Soroti Faktor Ekonomi Sebagai Pemicu Utama Dasco Tegas Bantah Isu Megawati Telepon Prabowo Terkait Hasto dan KPK HET Beras Medium dan Premium 2025 Ditetapkan Sama seperti 2024 Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto Berharap Pimpinan KPK Mempertimbangkan Permohonan Praperadilan

Bencana Alam · 17 Dec 2024 14:21 WIB ·

Badai Matahari Geser Ribuan Satelit, Pakar Peringatkan Risiko Tabrakan


 Badai Matahari Geser Ribuan Satelit, Pakar Peringatkan Risiko Tabrakan Perbesar

Suaraindo.com – Ribuan satelit di orbit rendah Bumi (LEO) dilaporkan bergeser secara tiba-tiba akibat badai Matahari yang melanda tahun ini. William Parker, peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), menyebut fenomena ini terjadi akibat ledakan partikel Matahari saat mencapai titik solar maksimum yang mengarah ke Bumi.

Fenomena serupa terjadi pada Mei lalu saat badai geomagnetik G5 menghantam Bumi. Badai ini dipicu oleh pelepasan plasma dalam jumlah besar dari korona Matahari, peristiwa yang terakhir kali terjadi lebih dari dua dekade silam.

“SpaceX melihat kesalahan posisi sepanjang 20 kilometer dalam perhitungan satu hari mereka,” ungkap Parker, dikutip dari SpaceNews. Anomali ini terlihat pada 6.700 satelit Starlink milik SpaceX yang berada di orbit rendah.

Tak berhenti di situ, ribuan satelit pun terus bermanuver untuk kembali ke ketinggian semula setelah puncak badai terlewati. Parker menjelaskan, sekitar 5.000 satelit, sebagian besar milik Starlink, melakukan peningkatan orbit. Hal ini meningkatkan risiko tabrakan antarsatelit karena perubahan posisi yang sulit diprediksi.

Satelit di orbit biasanya dapat dihindarkan dari tabrakan melalui sistem pelacakan posisi yang akurat. Namun, pergeseran kecil akibat fenomena kosmik seperti badai Matahari dapat memperbesar risiko tabrakan yang berpotensi merusak.

Para pakar menyoroti pentingnya mitigasi risiko bagi operator satelit, mengingat badai Matahari diperkirakan akan lebih sering terjadi di masa mendatang seiring dengan meningkatnya aktivitas Matahari.

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Golkar Dukung Omnibus Law Setelah PT 20% Dihapus: Upaya Efisiensi dan Harmonisasi Aturan

14 January 2025 - 10:18 WIB

Indonesia Darurat Filisida: KPAI Soroti Faktor Ekonomi Sebagai Pemicu Utama

14 January 2025 - 10:17 WIB

Dasco Tegas Bantah Isu Megawati Telepon Prabowo Terkait Hasto dan KPK

14 January 2025 - 10:14 WIB

HET Beras Medium dan Premium 2025 Ditetapkan Sama seperti 2024

13 January 2025 - 16:15 WIB

Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto Berharap Pimpinan KPK Mempertimbangkan Permohonan Praperadilan

13 January 2025 - 16:13 WIB

Pertemuan Pertama Pemprov Jakarta dengan Tim Transisi Pramono-Rano Dijadwalkan Hari Ini

13 January 2025 - 16:12 WIB

Trending di Nasional