Menu

Mode Gelap
Pemimpin Senior Hizbullah Hashem Safieddine Hilang Pasca Serangan Udara Israel Ramalan Asing Terkait Kepemimpinan Prabowo: Stabilitas Ekonomi dan Tantangan Fiskal Rusdi Kirana Fokus di MPR, Ini Dampaknya bagi Lion Air KKP Dukung Indonesia Emas 2045: Kampanye Protein Ikan di Yogyakarta untuk Generasi Sehat dan Tangguh BPJPH Tegaskan Tidak Ada Perbedaan Kriteria Sertifikat Halal antara Jalur Self-Declare dan Reguler

Internasional · 22 Sep 2024 17:21 WIB ·

AS Rencanakan Larangan Perangkat Lunak dan Perangkat Keras China pada Kendaraan Otonom, Tindakan Keamanan Nasional Diperketat


 AS Rencanakan Larangan Perangkat Lunak dan Perangkat Keras China pada Kendaraan Otonom, Tindakan Keamanan Nasional Diperketat Perbesar

Suaraindo.com – Departemen Perdagangan AS diperkirakan akan mengusulkan pelarangan perangkat lunak dan perangkat keras asal China pada kendaraan terhubung dan otonom yang beroperasi di jalan raya Amerika mulai Senin (23/9/2024). Menurut dua sumber yang enggan disebutkan namanya, tindakan ini diambil karena kekhawatiran tentang keamanan nasional, termasuk potensi pengumpulan data dan manipulasi asing oleh perusahaan China.

Pemerintahan Biden telah menyuarakan kekhawatiran tentang kemungkinan pengumpulan data oleh perusahaan China yang beroperasi di AS, termasuk data pengemudi dan infrastruktur, serta potensi manipulasi kendaraan yang terhubung ke internet. Peraturan yang diusulkan ini akan melarang impor dan penjualan kendaraan dari China yang dilengkapi dengan perangkat lunak atau perangkat keras komunikasi utama, serta sistem mengemudi otomatis.

Langkah ini merupakan bagian dari rangkaian pembatasan yang semakin ketat terhadap kendaraan dan komponen dari China. Sebelumnya, pemerintahan Biden telah meningkatkan tarif pada impor China, termasuk bea masuk 100 persen pada kendaraan listrik dan kenaikan tarif pada baterai EV serta mineral penting.

Menteri Perdagangan Gina Raimondo mengungkapkan bahwa risiko yang ditimbulkan oleh perangkat lunak atau perangkat keras China pada kendaraan AS sangat signifikan. “Anda dapat membayangkan hasil yang paling buruk secara teoretis jika Anda memiliki beberapa juta mobil di jalan dan perangkat lunaknya dinonaktifkan,” katanya.

Presiden Joe Biden sebelumnya telah memerintahkan penyelidikan terhadap potensi risiko keamanan nasional dari impor kendaraan China yang terhubung, dan apakah perangkat lunak serta perangkat keras tersebut harus dilarang di AS. “Kebijakan China dapat membanjiri pasar kita dengan kendaraannya, yang menimbulkan risiko bagi keamanan nasional kita,” ujar Biden. “Saya tidak akan membiarkan itu terjadi di bawah pengawasan saya.”

Peraturan yang diusulkan oleh Departemen Perdagangan akan memberikan waktu 30 hari bagi publik untuk berkomentar sebelum aturan finalisasi. Kendaraan dengan perangkat keras jaringan internal yang memungkinkan akses internet dan berbagi data dengan perangkat di dalam dan luar kendaraan dianggap berisiko.

Departemen tersebut juga mengusulkan agar larangan perangkat lunak berlaku mulai tahun model 2027 dan larangan perangkat keras mulai Januari 2029 atau tahun model 2030. Aturan ini akan mencakup kendaraan dengan fitur bluetooth, satelit, dan nirkabel tertentu, serta kendaraan otonom yang dapat beroperasi tanpa pengemudi di belakang kemudi.

Artikel ini telah dibaca 8 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Pemimpin Senior Hizbullah Hashem Safieddine Hilang Pasca Serangan Udara Israel

6 October 2024 - 19:20 WIB

Ramalan Asing Terkait Kepemimpinan Prabowo: Stabilitas Ekonomi dan Tantangan Fiskal

6 October 2024 - 19:09 WIB

Israel Hancurkan Pangkalan Minyak Prancis Usai Macron Tolak Serangan ke Lebanon, Ketegangan Memuncak

6 October 2024 - 17:15 WIB

Bagnaia Juara MotoGP Jepang 2024, Jorge Martin Urutan Kedua, dan disusul Marquez pada Urutan Ketiga

6 October 2024 - 14:57 WIB

Indonesia Naik Kelas di Indeks Inovasi Global, Meningkatkan Posisi di Antara Negara Paling Inovatif

5 October 2024 - 18:11 WIB

Media Asing Soroti Reformasi Jokowi dan Modal Prabowo Bawa Indonesia Lepas dari Jebakan Kelas Menengah

5 October 2024 - 17:53 WIB

Trending di Internasional